Pembinaan Guru Pendidikan Agama Kristen Kemenag Sintang

2025-08-22 19:33:00 | Kontributor : Sukardi | Fotografer : Sukardi

Sintang (Kemenag Sintang) - Telah berlangsung kegiatan pembinaan untuk Guru Pendidikan Agama Kristen di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang, di Aula Kemenag Sintang, pada Kamis (21/8/2025).

Kegiatan yang mengusung tema Guru Pendidikan Agama Kristen yang berkompeten dan moderasi beragama, dihadiri Ketua Panitia Edy Pranoto Kepala Seksi Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Kristen, dengan pemateri Hasib Arista Kepala Kantor Kemenag Sintang.

Dalam pemaparannya, Hasib Arista mengatakan, Pendidikan Agama Kristen (PAK) bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan spiritualitas siswa. Peran guru menjadi sangat sentral dalam mencapai tujuan ini.

"Kompetensi guru agama Kristen mencakup empat aspek utama yang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain yakni pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran, memahami karakteristik siswa, dan mengembangkan kurikulum yang relevan. Sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan siswa, rekan kerja, orang tua, dan masyarakat luas. Kepribadian, sikap dewasa, berakhlak mulia, menjadi teladan, dan stabil secara emosional dalam menjalankan tugas. Profesional, penguasaan materi pelajaran, pengembangan diri berkelanjutan, dan pemanfaatan teknologi dalam pengajaran," paparnya.

Kemudian kompetensi tambahan yakni spiritualitas dan kepemimpinan. Guru harus memiliki iman yang teguh, hidup berpusat pada Kristus, dan mampu membimbing siswa dalam pertumbuhan rohani mereka. Ini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga pengalaman iman. Guru adalah pemimpin di kelas dan di komunitas. Mereka membimbing, menginspirasi, dan memberdayakan siswa untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

Hasib Arista juga menjelaskan pentingnya moderasi.
Di tengah keberagaman Indonesia, sikap moderat menjadi sangat krusial bagi Guru Agama Kristen. Ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis.

"Guru Agama Kristen yang moderat yakni toleran, menghargai perbedaan keyakinan dan pandangan, tidak memaksakan kehendak. Kritis dan rasional, mampu menganalisis informasi, menolak radikalisme, dan berpikir logis. Inklusif, menciptakan ruang bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang. Dialogis, mendorong diskusi yang sehat dan konstruktif tentang isu-isu keagamaan dan sosial," ujarnya.

Hasib Arista menjelaskan, dampak guru moderat terhadap siswa yakni membangun toleransi, siswa belajar menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara damai. Memperkuat nasionalisme, siswa memahami pentingnya persatuan dalam keberagaman sebagai bagian dari identitas bangsa. Mencegah radikalisme, siswa dibekali pemahaman agama yang utuh dan terhindar dari pemahaman ekstrem. Mengembangkan akal sehat, siswa didorong untuk berpikir kritis dan rasional dalam menyikapi berbagai informasi.

"Guru Agama Kristen yang berkompeten dan moderat adalah aset berharga bagi bangsa. Mereka membentuk generasi yang tidak hanya kuat imannya, tetapi juga toleran, berwawasan luas, dan siap berkontribusi pada harmoni sosial," jelasnya. (Sukardi)